Indonesia sebagai negara yang kaya akan bahasa hingga hasil alamnya, tentu memiliki berbagai kerajinan sebagai daya tarik. Salah satu kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi adalah kain tradisional. Hingga saat ini sudah ada berbagai macam nama kain dan daerah asalnya dengan ciri khas tersendiri, antara lain:
1. Kain Tapis
Memiliki motif yang sederhana dan dominasi warna biru serta putih menunjukkan bahwa model ini merupakan keluaran modern. Salah satu kain tradisional asal dari Lampung yang sekarang ini sudah tersedia berbagai macam motif lokal yang sangat khas.
Umumnya motif yang seringkali dibuat atau ditemukan di pasaran adalah zig-zag, piramida, motif flora dan fauna. Waktu pengerjaan untuk membuat satu kain ini sebenarnya beragam, tergantung keterampilan yang dimiliki. Namun pada umumnya, masyarakat Lampung membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menghasilkan kain tapis.
2. Kain Songket
Beberapa kain songket memang memiliki warna cerah, namun untuk kali ini berwarna lebih kalem. Warna merah tua dengan putih tulang menjadi pilihan yang tepat untuk model kali ini. Kain songket berasal dari Minangkabau dan menjadi salah satu jenis tenunan brokat. Pengerjaannya masih menggunakan alat tenun tradisional untuk menjaga kualitasnya.
Kain tradisional ini biasanya ditemukan dengan warna cerah, seperti perpaduan antara warna merah dengan emas. Seiring perkembangan zaman, saat ini kain songket tersedia dalam berbagai jenis warna dan motif. Adapun motif yang populer serta seringkali ditemukan adalah berantai putih, saik kalamai hingga buah palo.
3. Kain Batik
Salah satu motif batik yang cukup populer di kalangan masyarakat dan sekarang ini sudah memiliki beragam pilihan warna. Bagi nama kain dan daerah asalnya kali ini masih menjadi misteri, utamanya adalah asal daerahnya. Ini karena di beberapa wilayah Jawa, utamanya Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan penghasil kain batik dengan berbagai macam motif.
Pada dasarnya pembuatan batik dilakukan menggunakan dua cara, yaitu tradisional dan modern. Pembuatan secara tradisional masih menggunakan canting yang berisi lilin. Berbeda lagi dengan pembuatan modern yang menggunakan mesin cetak. Harga batik buatan tangan manual memiliki nilai seni lebih tinggi dibandingkan menggunakan mesin cetak.
4. Kain Tenun Dayak
Berbeda dari kebanyakan kain tenun Dayak yang cenderung memiliki warna cerah, pada model kali ini warna cerah hanya diaplikasikan di pinggir kain saja. Kain asal Kalimantan Barat ini dihasilkan oleh tangan terampil wanita masyarakat Dayak ketika memiliki waktu luang. Durasi waktu pembuatannya bisa dikatakan lumayan lama, yaitu sekitar tiga bulan.
Pola atau motif yang dihasilkan sebenarnya beragam, namun yang terkenal adalah asimetris dengan kearifan lokal. Teknik pewarnaannya juga dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan pewarna alami. Warna yang digunakan umumnya warna cerah seperti merah, biru, kuning dan sejenisnya.
5. Kain Sutra Bugis
Salah satu kain sutra yang memiliki motif sederhana dan pemilihan warnanya lebih kalem. Ciri khas dari kain asal Sulawesi Selatan ini adalah dari bahan baku yang digunakan untuk membuatnya. Sejak zaman dahulu, masyarakat setempat masih memanfaatkan ulat sutra sebagai bahan dasar pembuatan benang.
Benang dari ulat sutra ini dianggap lebih tebal dan kokoh dibandingkan jenis benang lainnya. Adapun motif yang sering dibuat adalah kotak-kotak, garis hingga zig-zag. Pemilihan warnanya juga sangat khas dengan warna cerah seperti merah terang atau kuning keemasan.
Selain nama kain dan daerah asalnya yang telah disebutkan diatas, Indonesia masih memiliki puluhan hingga ratusan kain lainnya. Warisan budaya yang mulai terkikis oleh zaman ini perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Terlebih kain tersebut memiliki nilai jual yang mampu bersaing dengan produk internasional lainnya.