Flores, Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai sentra penghasil kain tenun ikat yang digemari wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal tersebut lantaran kain tenun Flores banyak bermotif etnik yang dibuat dengan teknik kerajinan tangan manual. Sehingga, kerajinan yang dihasilkan pun tidak hanya indah tapi juga memiliki nilai filosofi mendalam.
Berbagai Motif Kain Flores Berdasarkan Daerah Asalnya
Berdasarkan pengaruh unsur di atas, akhirnya masyarakat Flores yang sangat majemuk menciptakan corak tenun unik. Keunikan ini bisa diamati pada sejumlah karya tenun ikat khas dari beberapa wilayah di Flores berikut ini:
1. Corak Desa Ende
Keunikan pertama ialah motif ikat Ende yang dominan merah atau coklat dengan satu corak primer di tengah kain. Kabarnya, corak ini dilatari sifat keterbukaan kehidupan masyarakat Ende yang secara geografis berlokasi di wilayah pesisir. Sehingga memungkinkan adanya pengaruh dan percampuran budaya, utamanya pendatang mancanegara yang berkunjung layaknya bangsa Eropa.
2. Motif Sikka
Umumnya, motif Sikka khas dalam hal pewarnaan yang cenderung gelap laiknya biru, hitam, atau coklat. Warna-warna gelap ini dipakai untuk mengisahkan cerita sebuah motif. Semisal motif terkenal Sikka, Okukirei yang mengisahkan kehidupan moyang masyarakat Sikka sebagai nelayan, maka motif tenun ikatnya pun tidak jauh dari laut, ikan, serta nelayan bersama sampannya.
3. Ragam Tenun Ngada dan Manggarai
Berikutnya ialah ragam tenun berasal dari wilayah sekitar Ngada dan Manggarai yang seolah begitu lekat dengan pengaruh motif dari Sumbawa serta Sumba. Ditandai adanya motif berupa bentuk dasar geometri dengan ragam pewarnaan kontras dan mencolok. Lazimnya, pewarnaan kain Ngada dan Manggarai cenderung terang dengan pilihan putih, hijau, merah, hingga kuning keemasan.
4. Tenun Lio
Terakhir namun tidak kalah menarik adalah tenun Lio yang terpengaruh corak kain India akibat masuknya Portugis ke tanah Flores. Hal ini bisa dilihat adanya motif yang serupa dengan kain patola. Namun demikian, tenun dari Lio yang terkenal lembut, juga memiliki keragaman motif lain semisal ranting daun, manusia, hingga bentuk-bentuk geometris.
Hal-hal yang Mempengaruhi Motif Kain Tenun Flores
Banyaknya, motif yang terdapat pada kerajinan kain tenun flores tidak serta merta muncul ke permukaan begitu saja. Melainkan, karena adanya proses panjang dari kontemplasi budaya antara masyarakat dan lingkungan setempat. Setidaknya, secara umum hal yang mempengaruhi keragaman motif kain flores tersebut, antara lain:
1. Kepercayaan Animisme & Dinamisme
Tidak bisa dipungkiri, berbagai bentuk karya seni di Indonesia termasuk yang dihasilkan oleh masyarakat daerah Flores banyak dipengaruhi adanya kepercayaan animisme dan dinamisme. Maka tidak heran jika kemudian, kain tenun flores banyak bermotif hal-hal berbau kepercayaan nenek moyang tersebut. Laiknya, motif jara yang dipercayai sebagai binatang kendaraan para dewa pemberi keadilan.
2. Hubungan Antar Manusia
Lain daripada itu, kain tenun Flores banyak dipengaruhi oleh hubungan antara sesama manusia dalam kehidupan masyarakat sekitar. Terutama, tampak pada corak motif yang mengandung nilai filosofis tentang sisi humanisme dari masyarakat. Laiknya nilai tentang kehidupan wanita setelah menikah, hubungan antara orang tua dan anak, hingga nasihat keluarga yang lain.
3. Lingkungan Alam Sekitar
Selanjutnya, masyarakat wilayah Flores masih tradisional dan memiliki kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam sekitar tempat tinggal. Keharmonisan inilah yang kemudian membuat kain tenun Flores banyak mengambil tema alam sebagai wujud syukur atas melimpahnya karunia Tuhan Yang Maha Esa. Seperti terlihat dari berbagai kain bermotif gunung, binatang, tumbuhan, dan lainnya.
Setelah menyimak motif tenun ikat dari berbagai wilayah di Flores dapat dipetik pesan bahwa adanya pengaruh kepercayaan, kehidupan sesama, dan hubungan dengan alam benar adanya. Terbukti dari fakta bahwa kain tenun Flores banyak bermotif hal-hal yang dekat dengan lingkungan kehidupannya.